Pengudusan
adalah proses yang hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri. Manusia tidak punya
kemampuan untuk menguduskan dirinya sendiri. Yang bisa dilakukan oleh manusia
adalah menjaga kekudusan dengan cara menjaga diri agar tidak bergaul di
“tempat” yang tidak kudus.
Mengapa Allah menghalau
bangsa-bangsa yang tinggal di tanah Kanaan? Mengapa Allah memerintahkan orang
Israel untuk tidak bergaul dengan mereka? Jawabannya sangat jelas, yaitu agar
umat Allah mampu menjaga kekudusan hidup dan tidak terseret pada penyembahan
berhala. Memang, tindakan dan perintah Tuhan seperti bertolak belakang dengan
perintah-Nya untuk menjadi berkat bagi dunia. Bagaimana mungkin kita menjadi
berkat bagi dunia bila kita tidak bergaul dengan orang lain atau bangsa lain?
Kalau kita cermati,
sebenarnya yang Allah kehendaki adalah agar umat-Nya tidak terpengaruh oleh
dosa dunia. Tugas umat Tuhan adalah mempengaruhi, bukan dipengaruhi. Allah mau
menjaga kekudusan umat-Nya agar umat-Nya bukan hanya menjadi teladan, tetapi
juga menjadi berkat bagi dunia. Jadi, yang Allah larang sebenarnya bukanlah
pergaulannya. Kita boleh bergaul dengan siapa saja selama tujuan kita adalah
mempengaruhi mereka dengan kekudusan hidup kita. Jikalau kita belum bisa
mempengaruhi, tetapi lebih mudah dipengaruhi oleh dunia, lebih baik kita
melepaskan diri dari pergaulan tersebut untuk sementara sampai kita siap untuk
bergaul dengan mereka di dalam kekudusan.
Kita harus berani dan
tegas dalam menjaga kekudusan. Allah menghendaki agar kita menjadi terang dan berkat
bagi dunia, tetapi di dalam kekudusan hidup di hadapan Allah.
Ulangan
7:6
“Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.”
“Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.”
Bandingka dengan:
mamat 19:1-2,15-18 ; Mazmur 1:1-6 ; 1Tesalonika 2:1-8 ; Matius
22:34-46
Karena Allah Kudus, maka manusia diperintahkan untuk kudus juga.
Hal kekudusan ini harus nampak atau terpancar dalam hubungan dan sikap terhadap
Allah, sesama, Lingkungan dan keluarga. Apakah yang dituntut dalam hidup kudus?Hidup
kudus menuntut adanya pengakuan dan penghormatan tertinggi atas kedaulatan dan
hak-hak Tuhan Allah. Pernyataan dan hormat dan bakti kepadaNya harus manusia
lakukan, mutlak sesuai kemauan Allah.
Perlakuan terhadap sesama manusia harus sesuai juga dengan
keinginan Allah, bukan sesuka hati orang, misalnya perlakuan terhadap orangtua,
orang miskin, orang asing, penderita cacat, pencari keadilan, kaum ekonomi
lemah dan lain-lain.Kejujuran dan ketulusan terhadap sesama, diri sendiri harus
dipegang teguh apapun yang terjadi.Untuk menjalani hidup kudus ini kita tidak
harus meninggal dunia lebih dulu. Di sini dan kini pun kita harus beretika
melakukan apa yang boleh dan menghindari apa yang tidak boleh. Darimana
kemampuan menjaga kekudusan dengan hidup ini? Rasul Paulus katakan bahwa setiap
kita harus bergantung kepada sumber di luar diri kita yaitu pertolongan Allah
itu sendiri. Dengan pertolongan Allah kita dapat mewujudkan hidup kudus yaitu
dengan saling mengasihi agar terlaksana hukum kasih itu, maka kita juga harus
saling mendukung dalam doa dan mendorong dalam melakukan perbuatan baik
terutama kasih. Dimana hidup kudus ini dimulai? Tak ada tempat dan suasana
semanis rumah sendiri atau keluarga. Karena keluarga adalah keluarga yang
diberkati Allah, maka keluarga kristen harus memiliki hidup kudus.
Setiap anggota keluarga dituntut untuk saling mengasihi dan
melakukan 3 hal di atas, agar terciptanya keluarga yang serasi dan kesatuan
yang utuh. Pasti akan ada kebahagiaan dalam keluarga walaupun ada atau akan
mengalami badai.Marilah keluarga-keluarga Kristen, peganglah teguh Firman Tuhan
dan ketetapan-ketetapanNya. Itulah wujud keluarga yang menjaga kekudusan.
0 komentar:
Posting Komentar
1. komentarnya yang membangun yach.!
2. gunakan kata-kata yang sopan.
3. jangan lupa share link