Bagaimana kita memulai pelayanan yang baru? Pasti
kreativitas, jiwa inovatif, dan kesediaan kerja keras, menjadi syarat penting.
Namun ada dua hal yang tak boleh dilupakan, bahkan sentral. Pertama, visi dari
Allah sendiri dan kedua, pengakuan akan karya pendahulu kita. Mari belajar dari
Tuhan Yesus, dari permulaan pelayanan-Nya.
Mengapa Yesus memberi diri dibaptis oleh Yohanes? Pertama,
sebagai suatu peneguhan terhadap pelayanan Yohanes yang berasal dari Allah
(lih. Luk. 20:1-8). Dengan
kata lain, Yesus mengakui Yohanes sebagai perintis yang mempersiapkan jalan
untuk pelayanan-Nya (4-6). Kedua, Yesus menyatakan diri-Nya setara dengan orang-orang
lain yang dibaptis. Ia menyatakan juga persetujuan-Nya dengan khotbah Yohanes
akan perlunya pertobatan. Yesus sendiri kemudian memulai pelayanan-Nya dengan
berita yang sama, “Bertobatlah…” (Mrk. 1:15). Dengan
merendahkan diri-Nya yang tidak berdosa menjadi sama dengan orang-orang
berdosa, Yesus meneruskan jalan inkarnasi sesuai rencana Allah Tritunggal, dan
yang sudah dimulai dengan datang ke dunia sebagai bayi, dan yang akan memuncak
sampai kelak mati di atas salib. Inilah yang membuat Tuhan Yesus boleh mewakili
orang berdosa untuk menanggung hukuman atas dosa-dosa mereka.
Konfirmasi bahwa misi Tuhan Yesus sesuai dengan visi Allah
Tritunggal datang saat Dia sedang berdoa (22). Roh Kudus datang ke atas-Nya,
dan suara Bapa menyatakan perkenan-Nya atas Yesus. Sekali lagi, momen
pembaptisan Yesus merupakan konfirmasi berita Yohanes bahwa Yesus “… akan datang … akan membaptis … dengan Roh Kudus
dan dengan api “ (16).
Bangun pelayanan kita dengan benar. Mulai dari visi Allah
yang jelas, akui kontribusi pendahulu kita, dan lengkapi dengan jiwa pelayan
yang meneladani Kristus. Maju dengan bersandar pada kuasa Allah, kembangkan
potensi dan talenta karunia Allah secara maksimal.
0 komentar:
Posting Komentar
1. komentarnya yang membangun yach.!
2. gunakan kata-kata yang sopan.
3. jangan lupa share link